Tuesday, September 15, 2009

MENGHINDUKAN ORANG HINDU

DAN

Bangga menjadi HINDU

Oleh : Drs.I.Gst Putu Suardika

I.MENGHINDUKAN ORANG HINDU

Artinya: Menjadikan Orang yang mengaku Hindu agar melaksanakan kewajibannya sebagai pemeluk Hindu sesuai kitab suci Weda , bukan Hindu KTP pelengkap identitas. Agar seseorang dapat menjadi Hindu, maka mereka harus Bangga dulu dengan Hindu, karena Hindu memiliki nilai lebih dari yang lain. Dalam hal ini ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab a.l :

a).Apakah ada orang Hindu yang perlu di Hindukan ? Masih banyak kita jumpai orang ber KTP Hindu tidak melaksanakan kewajibannya, bahkan Kitab suci saja belum tahu, sehingga kebanggaan akan HINDU masih dipertanyakan. Mereka tidak PD ( Percaya Diri ) dengan agama Hindu karena pemahamannya masih terbatas.

b).Apakah tujuannya menghindukan orang Hindu ?

1.Kualitas keimanannya/keyakinannya meningkat sesuai dengan tujuan agama Hindu : Kebahagiaan lahiriah batiniah.

2.Bangga dan tetap teguh menjadi Hindu

3.Umat Hindu melaksanakan kewajibannya sesuai Pustaka suci

4.Terwujudnya masyarakat sejahtera lahiriah batiniah

c).Sasarannya ( target )

1.KUALITAS dan kuantitas umat Hindu meningkat menjadi > 50%

2.Tersedianya buku-buku Hindu yang rasional praktis,ilmiah,realistik bukan ritualistik dan mampu mengakomodasi kebutuhan spiritual masyarakat dan intelektual Hindu minimal 75 %

Fokus sasaran ( obyek sasaran ) :

q Orang yang lahir dalam keluarga Hindu dan non keluarga Hindu mengaku Hindu.

1. Lahir dari keluarga Hindu atau ber KTP Hindu

2. Hindu KTP : Mengaku Hindu tidak melaksanakan kewajibannya.

q Hindu baru : karena perkawinan atau karena kemauan sendiri masuk Hindu

d).Strategi/metode menghindukan Sesuai Klasifikasi umur

( Sesuai dengan kitab Slokantara)

1. Usia 0 - 4 tahun ( Diperlakukan sebagai seorang raja : Anak cendrung manja, perlakuan perlu dengan kasih sayang )

§ Keteladanan orang tua dengan metode 5 M yaitu : Melihat, mendengar, meniru, merasakan, melaksanakan

§ Pelatihan membaca,menghafal kitab suci weda wajib ( doa sehari-hari mis.Tri Sandhya,panca Sembah ,Pananjali dll )

§ Pengenalan tempat ibadah,budi pekerti /ethika Hindu.

2. Usia 5 – 16 tahun ( Diperlakukan sebagai seorang pelayan ; diarahkan agar taat, disiplin, berbakti kepada Tuhan dan orang tua , tegakkan disiplin lewat tahapan-2 : awalnya dipaksa, terpaksa, terbiasa akhirnya menjadi budaya hidup ( Kalau dengan nasehat tidak mau )

§ Ketaatan beribadah.

§ Kemah spiritual.

§ Ketaatan melaksanakan larangan ajaran Ethika

§ Pelatihan menjadi pedarma wacana,Lomba baca kitab suci dll.

§ Tirta Yatra

3.Usia 17 > keatas ( Diperlakukan sebagai seorang

sahabat , mereka tidak perlu diatur lagi ).

§ Implementasi ajaran Hindu dengan, diskusi ,seminar ajaran Hindu,Weda Study.group

§ Lomba baca kitab suci Hindu

§ Ceramah, Tanya jawab dll.

§ Dari mana kita harus mulai ? Dari diri kita sendiri selanjutnya ke - keluarga dan lingkungan.

§ Siapa yang harus mulai ? Setiap individu yang mengaku Hindu.

§ Kapan Mulai ? Sekarang juga.

§ Dimana harus mulai ? Ditempat tidur,meja makan dirumah, keluarga dan lingkungan dll.

§ Bagaiman cara mulai ? Dengan kemauan dan keyakinan yang teguh serta percaya diri.Ciptakan nuansa Hindu mulai dari wilayah yang paling kecil ( Keluarga ) dari bangun tidur sampai tidur kembali

Untuk dapat menjadi Hindu tidak terlepas dari faktor internal dan external dan Terbentukanya karakter/probadi seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor tersebut

TEORI KONVERGENSI ( WILLIAM STERN ) mengatakan bahwa : KEPRIBADIAN SESEORANG TERBENTUK DARI HASIL PERPADUAN ANTARA DASAR DAN AJAR ATAU ANTARA PEMBAWAAN SEJAK LAHIR ( TEORI NATURE ) DENGAN LINGKUNGAN ( TEORI NURTURE ),

Jadi keperibadian manusia terbentuk sebagai hasil interaksi antara nature ( internal ) dan nurture ( external ) yang melahirkan potensi diri masing-masing individu berupa sikap,tingkah laku dan budaya dll yang lebih berpengaruh terhadap dirinya, Tetapi dalam era globlisasi ini dimana technologie sudah demikian maju pesat maka : kadang – kadang pengaruh external / lingkungan yang lebih dominan mempengaruhi kepribadian kita khususnya generasi muda Hindu . Ada 2 jenis lingkungan yang mempengaruhi :

1. Lingkungan fisik : letak Geografis, hawa, cuaca, struktur tanah dll.

2. Lingkungan Sosial : Budaya, agama, adat istiadat dll

Umumnya lingkungan sosial inilah yang mempunyai pengaruh yang sangat besar untuk merubah kepribadian generasi muda kita termasuk agama didalammnya. Lingkungan yang paling kecill disebut keluarga dan yang lebih besar disebut masyarakat.

Dan ilmu yang mempelajari antar mahluk hidup dan hubungan antar mahluk hidup dan lingkungannya disebut ekologi dan selanjutnya perkembangan lebih lanjut hubungan seperti ekologi tersebut dipopulerkan sebagai ekosistem yang sifatnya lebih dinamis. Dan kita manusia merupakan bagian dari ekosistem yang senantiasa akan berusaha adaptasi/poenyesuaian dengan lingkungan dimana kita berada khusunya umat Hindu

Cara-cara penyesuaian biasa nya ditempuh sbb :

1. Mengubah sikap dan perilaku diri sendiri /dipengaruhi agar sesuai dengan lingkungannya : disebut Alloplastis




2. Mengadakan perubahan pada diri sendiri dan pada lingkungan yang dalam kemampuan dan kekuatannya.( Geneplastis ) saling mempengaruhi




3. Mengubah lingkungan sosial sesuai dengan yang diharapkan / Mempengaruhi lingkungan, sepanjang hal tersebut memungkinkan.( Autoplastis )




Bertolak dari 3 unsur tersebut diatas kita dapat melihat betapa dominannya pengaruh lingkungan terhadap perkembangan pribadi anak-anak dan generasi muda kita dalam upaya pengembangan keimanan Hindu. Terkadang karena kesibukan kita masing –masing di kantor / tugas mamsing-masing, hal-hal yang kecil sering terlupakan, sementara kehausan santapan rochani untuk perkembangan kepribadian pada anak-anak membutuhkan siraman rochani Hindu yang intensif. Hal ini diperparah lagi dengan terbatasnya pengetahuan agama dari pengasuh atau orang tua ( ibu ) dirumah yang hampir 80 % tidak mempunyai pengetahuan tentang agama Hindu , sementara para Bapak/orang tua hampir lebih separuh dari waktunya untuk mencari nafkah.Dan ini berarti sebahagian besar keperibadian anak-anak/generasi muda Hindu dibentuk / dicetak oleh lingkungan yang T I D A K berbasis HINDU sehingga yang terjadi : SUDAH DAPAT KITA JAWAB SENDIRI yaitu : 80 % anak-anak kita akan berkepribadian tidak berlandaskan HINDU., karena akan terjadi pergeseran psychologis secara evolusi/perobahan yang tidak kita sadarai. Anak-anak kita akan menyesuaikan/adaptasi dengan lingkungan termasuk keyakinannya/AGAMANYA. DAN biasanya PENYESALAN SELALU DATANG TERLAMBAT

Namun demikian bukan berarti kita harus menyerah. Yang sudah biarlah berlalu dan kita pakai sebagai pelajaran yang berharga untuk menatap masa depan yang lebih cerah untuk membenahi segala kekurangan yang terjadi. Dan hal ini merupakan tanggung jawab kita bersama khususnya bagi mereka yang merasa bertanggung jawab dan menaruh kepedulian terhadap Hindu dan mau NGAYAH terhadap Hindu. Dan hal ini rupanya bukan merupakan hal yang sederhana. Tetapi perlu pemikiran dan perencanan yang matang dan perubahan SISTEMIK, artinya ; kita merubahnya tidak hanya cukup dengan pendidikan saja, tetapi perlu dana, pengabdian, kemauanan dan dukungan seluruh umat dll yang mana unsur satu dengan unsur lainnya tidak bisa terlepas/ saling terkait.

Kalau begitu dari mana kita harus mulai ? “.

Disini saya akan mencoba mencari solusinya

Ada beberapa alternatip dalam mengatasi masalah-masalah tersebut diatas khususnya berkaitan dengan pendidikan anak-2/generasi muda HINDU sbb :

1. Orang tua ( Bapak/ibu ) harap konsisten/menjadi teladan ( menjadi seorang Puruse ) terhadap pelaksanaan ritual ,Hindu mis : sembahyang, orang tua memberi contoh. Jangan menyuruh anak sembahyang orang tua tidak sembahyang.

2. Tingkatkan pengetahuan anda dengan ajaran Hindu

3. Ciptakan lingkungan keluarga ( dalam lingkungan rumah tangga ) dengan nuansa Hindu dengan mengatur waktu anak-anak mis :

- jam 07.00 s/d 14 = di sekolah. ( lingkungan external)

disini diperlukan kewaspadaan terhadap lingkungan sekolahnya ( Lingkungan agama lain )

- Jam 14.00 s/d 15.00= di rumah ( lingkungan Hindu) , manfaatkan sebaik-baiknya untuk pendidikan Hindu.

- Jam 15.00 s/d 17.00= les atau bergaul ( lingk. external , harus berhati-hati lagi )

- Jam 17.00 s/d besuk pagi = di rumah ( lingkungan Hindu & manfaatkan lagi dengan baik )

- Atau metode lain dengan pengaturan waktu di lingkungan Hindu ( keluarga ) lebih dominan dari pada lingkungan diluar non Hindu.

Mis : 25 % waktu di sekolah ( Lingk non Hindu ).

10 % waktu les ( lingkungan non Hinndu ).

5% lingkungan/masyarakat non Hindu

60 % di rumah ( lingkungan dengan nuansa Hindu

Hal ini dimaksudkan bahwa anak-anak mempunyai lebih banyak waktu di rumah/keluarga dengan lingkungqan bernuansa Hindu dari pada berada diluar lingkungan non Hindu ( masyarakat ) untuk kita bina dengan kepribadian Hindu, karena KELUARGA merupakan lingkungan terkecil dari masyarakat ( Non Hindu )

4.Buat surprise pada hari-hari raya Hindu, bukan pada hari-hari raya agama lain mis : pada hari raya Galungan kita ajak anak-anak makan-makan beda pada hari biasanya, belikan baju baru sehingga mereka merasa memiliki hari istimewa pada hari raya mereka.

5.Mengajak beribadah bersama-sama ketempat suci atau dirumah ( Kalau tidak ada tempat suci secara kontinyu)

6. Mengingatkan pada mereka kalau terlmbat melaksanakan Tri Sandhya.

7. Pelaksanaan Pasraman Kilat , Tirta Yatra , Kemah Spiritual pada hari-hari libur panjang untuk menimngkatkna persaudaraan antar anak-anak /generasi muda Hindu, dll.

Selanjutnya mudah-mudahan urun rembug ini mampu membuka cakrawala dan wawasan kita apa sebenarnya yang terjadi terhadap perkembangan keimanan Hindu. Dengan tidak sadar bertahun tahun proses alamiah ini ( PENGARUH LINGKUNGAN ) telah kita lalui dengan penuh kedamaian , ketidak sadaran dan telah terjadi perubahan psychologis terhadap teman-2 dan saudara-2 seiman , sehingga ada beberapa saudara –2 kita yang loncat pagar karena kurangnya pemahaman keimanan Hindu .

Karenanya marilah kita bangkit, tingkatkan solidaritas, kepedulian terhadap Hindu bersatu padu. Perkecil perbedaan dan besarkan persamaan. Marilah kita analogikan perbedaan dengan musik symponi yang indah, suaranya keluar merdu karena kebersamaan walaupun mereka terdiri dari bermacam-macam alat musik yang berbeda.

Mumpung masih memiliki potensi / kekuatan marilah kita bersatu berbuat yang positif untuk berbuat kebaikan /kebajikan demi perkembangan Hindu dimasa depan. Teman-teman dari agama lain berlomba-lomba menyucikan diri kenapa kita TIDAK.

Sejalan dengan bergulirnya reformasi di era globalisasi , Hindu tidak cukup hanya dengan duduk termenung, melamun hanyut dalam keterbatasan sebagai penonton ditengah-tengah umat lain yang senantiasa gegap gempita dalam melaksanakanakan ibadahnya. Tetapi Hindu harus bangkit dari tidur, harus percaya diri dan BANGGA,, BANGGA SEBAGAI HINDU YANG SELAMA INI BELUM PERNAH BERBUAT TERCELA TERAHADAP BANGSA DAN NEGARA. Hindu harus berubah, inovatif dan bangkit serta tanggap dengan perubahan secara realistis. Bahkan Perubahan telah menjadi persoalan hidup dan mati suatu organisasi dan senantiasa merupakan fenomena yang paradoks yang dihindarii banyak orang karena dianggap menyakitkan , namun pada saat tertentu justru sangat dinantikan orang lain karena dianggap membawa perbaikan dan kemajuan. Seperti apa yang dikatakan oleh : CK PRAHALAD : “ IF YOU DON ,t CHANGE YOU DIE “ ( BERUBAH ATAU MATI ) denga kata lain : Hindu akan ditinggal penganutnya kalau tidak berubah. Tentunya Perubahan yang diharapkan adalah perubahan masih dalam koridor Hiduisme yang tertulis dalam kitan suci WEDA

Selanjutnya Untuk dapat berbangga kita harus meningkatkan keimanan,dan ke taqwaan kita terhadap Ida Sang Hyang Widhi Waca lewat pendalaman ajaran-ajaran kitab suci Weda selanjutnya untuk di implementasikan kepada masyarakat. Pendalaman ajaran suci dalam upaya meningkatkan keperibadian/keimanan tidak bisa terlepas dengan faktor ingkungan sebagai kunci pertahanan Hindu yang senantiasa membayangi kita semua .

II.BANGGA MENJADI HINDU

BANGGA berarti : Senang / berbesar hati ( Kamus Indonesia Populer ).

§ Maksudnya : Umat Hindu senang dan berbesar hati menjadi Hindu, karena dengan ajaran Hindu kita yakin atau percaya bahwa : dalam mencapai tujuan hidup ini, Hindu yang paling berarti bagi kita dan mampu mewujudkan kebahagiaan lahiriah dan bathiniah sesuai ajaran kitab suci weda ( Morksartham jagadhita ya ca ithi dharma ) . Tentunya bangga yang santun, rendah hati tidak takabur , saling hormat menghormati berdasarkan Filosofi Tat Twam Asi .

§ Agar umat Hindu bangga setidak-tidaknya memenuhi 3 kreteria yaitu : tercerminnya kebahagiaan lahiriah batiniah umatnya atau kita merasa mempunyai nilai lebih ( dalam artian positip ) dari agama lain yaitu :

1. Ditinjau dari aspek theologis : Bagaimana hubungan dengan Tuhannya/keimanannya ( Orang Hindu teguh / taat beribadah , santun, tempat ibadahnya pantas )

2. Aspek Psycho Sosio kultural : Hubungannnya antar individu / personal, masyarakat / lingkungan cukup terpuji ,mampu beradaptasi dan mempunyai peradaban/kultur Hindu yang bisa diterima dari segenap masyarakat dimana mereka berada, rukun,suka berbagi dll

3. Aspek ekonomis : Senantiasa berbahagia kendatipun secara ekonomis masih jauh dari cukup, selalu bersyukur.

§ Kenapa Hindu merupakan pilihan kita ? Apakah Hindu yang terbaik ? Hindu tidak pernah menyatakan yang terbaik , karena terkesan suatu kesombongan yang dapat mengganggu persepsi agama lain

§ Hindu menjadi pilihan kita karena Hindu merasa yang paling cocok , mampu meng - akomodasi kepentingan kita,yang berpikiran sama, ide sama, dan dapat memberikan solusi atas permasalahan kita, mampu menghantar kita mencapai kesejahteraan lahiriah batiniah.

§ Hindu mengajarkan pluralisme ( keberadaan banyak kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat ) dan tetap menghargai ,menghormati kebenaran agama lain.

§ Hindu tidak pernah mengklim bahwa hanya orang Hindu bisa naik sorga, Hanya orang Hindu menjadi saudara dan mendominasi kebenaran dan kebaikannya sendiri,sedangkan yang lain kafir.

§ Hindu tidak ingin mereduksi semua agama kedalam satu model bersama.

§ Ia membiarkan perbedaan-2 mereka dengan jelas sebagaimana mereka adanya dan tidak berupaya menutupinya dengan satu kerudung kesatuan, karena perbedaan adalah suatu kekayaan yang indah yang patut dinikmati seperti indahnya suatu taman yang terdiri dari berbagai jenis tanaman. Dengan perbedaan kita dapat saling mengenal.Tidak dapat kita bayangkan bagaimana kita bisa membedakan hidung dan mulut kalau mulut dan hidung tidak berbeda bentuknya , lucu kan ? Kalau setiap kota atau daerah sama maka tidak akan ada orang berchasrat untuk bepergian atau piknik kekota/wilayah lain karena semuanya sama.

§ Dengan perbedaan itulah kita bisa mengenal mana yang namanya hidung dan mana yang namanya mulut. Demikian pula agama. Orang Hindu kitab sucinya adalah Weda,sembahyang 3 kali sehari,Agama Islam kitab sucinya adalah Al Quran sembahyang 5 kali sehari, Kristen kitab sucinya adalah Injil dan masih banyak perbedaan lainnya yang tidak perlu diperdebatkan.

§ Inilah kebanggan Hindu : yang patut kita hargai dan tidak kita jumpai pada agama lain.

§ Namun dari sekian jumlah agama, kita harus memilih yang tentunya kita yakini, paling sesuai atau cocok menurut versi kita untuk mencapai MOKSA.

§ Fanatisme internal memang suatu keharusan, karena tanpa fanatisme berarti kita gamang dengan apa yang kita yakini, sepanjang batas-batas toleransi atau saling hormat menghormati.Fanatisme muncul apabila kita merasa ada yang istimewa atau mempunyai NILAI LEBIH dari apa yang kita pilih.

§ YAKIN : Percaya akan ajaran agama kita ( Hindu ) yang paling mampu menghantar kita hidup bahagia lahiriah bathiniah dengan 5 keyakinan yang disebut Panca Srada. ( Percaya dengan Brahman,Atman,Karma Phala,Reinkarnasi dan Moksa ). Hanya dalam Hindu kita jumpai ajaran Moksa ( Bersatunya Atman dengan Brahman ) atau kelepasan.

§ Tujuan hidup manusia : Dharma , Artha, Kama , Moksa, ( bukan sorga ) sesuai dengan tujuan agama Hindu yaitu Kebahagiaan lahiriah dan bathiniah ( Moksartham Jagadhita ya ca ithi Dharma ).

Dalam Veda disebutkan : Tarat samandi dhavati

Orang yang riang gembira senantiasa berbahagia

( Reg veda IX.58.1 )

Gembira yang bagaimana ?

Gembira yang berlandaskan Ethika Hindu : manacika ( Pikiran ),Wacika ( Perkataan ), Kayika ( Perbuatan ) yang baik dan benar

Suasana keluarga senantiasa dibuat gembira,karena satu langkah dari gembira adalah kebahagian.

Ajaran Hindu jangan dijadikan beban hidup tetapi pedoman hidup untuk mewujudkan suasana gembira dalam upaya mencapai kebahagiaan

Jadi tujuan hidup manusia menurut agama Hindu adalah :

q Dharma :V dhr = menyangga. ALAM dan kehidupan menjadi teratur karena ada yang menyangga yaitu hukum/aturan Tuhan yaitu Ajaran kebenaran ( Agama )

q Arta / harta : Setiap manusia wajar bertujuan mencari harta kekayaan untuk kelangsungan hidupnya tetapi harus berdasarkan Dharma ( kebenaran )l

q Kama ( Kesenangan ) : Setiap manusia berhak untuk senang, atau bahagia dan memenuhi kebutuhan indranya tetapi harus dijalan Dharma ( kebenaran )

Kalau ketiga-tiganya tercapai maka pintu sorga dan tujuan akhir umat Hindu akan terwujud yaitu :

q Moksa : kebebasan . Inilah tujuan tertinggi agama Hindu ( Moksartham jagadhita ya ca iti Dharma )

Dharma eva plavo nanyah svargam samabhivanchatam,

Sa ca naurpvanijasstatam jaladheh paramicchatah

Artinya,

Darma dikatakan merupakan jalan menuju sorga

Bagaikan perahu ,Dipakai para pedagang mengarungi samudra.

( Sarasamuscaya sloka 14 )

Hal ini berarti Dharma merupakan pedoman dan jembatan hidup untuk menuju Sorga

§ Untuk mencapai tujuan hidup kita ( umat Hindu) mempunyai kewajiban yaitu melaksanakan Panca Yadnya ( Veda Smrthi Bab III, 67,69 ) yang terdiri dari :

Dewa yadnya : Korban suci kepada Ida Sang Hyang Widhi Waca, karena beliau lah yang menciptakan alam dan isinya.

Resi Yadnya : korban suci kepada Pemuka agama ( Pinandita ), dengan memberikan bantuan sarana, dana karena beliau telah banyak membimbing dan memimpin kita dalam beribadah dan berbuat berdasarkn darma./kebaikan. Dan seluruh hidupnya diabdikannya untuk agama

Pitra Yadnya : korban suci kepada orang tua , para roch leluhur / nenek moyang kita yang telah meninggal. Tanpa lewat beliau kita tidak pernah lahir ke dunia.

Manusia yadnya : Korban suci antar sesama manusia, tolong menolong , memberi bantuan bagi mereka yang nasibnya kurang beruntung. Dan ritual penyucian kepada anak cucu kita.

Butha Yadnya : Korban suci terhadap alam lingkungan karena kita hidup ditengah-2nya

Dalam melaksanakan Panca Yadnya senantiasa berlandaskan kasih sayang ( Tat Twam Asi ), artinya antara aku dan engkau sama-sama ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Waca, sama-sama berasal Ida Sang Hyang widhi baik laki-laki maupun perempuan ( sama-sama ciptaan Tuhan, perempuan diciptakan bukan berasal dari bagian organ laki-laki , tetapi akibat bersatunya antara jiwa dan badan yang terdiri dari Panca Maha Butha ) sehingga kita harus mampu menjaga hubungan baik antar kita/manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi, Manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan ( Tri Hita Karana ) Karena kalau kita menyakiti orang lain berarti kita menyakiti diri kita sendiri atau sebaliknya kalau kita berbuat baik /membahagiakan orang lain berarti kita membahagiakan diri sendiri .

Disnilah kemulyaan agama Hindu yang tidak kita jumpai pada ajaran lain. Menyakiti, MENYIGGUNG perasaan saja tidak boleh karena Hukum KARMA PALA akan menghakimiNYA , apalagi membunuh orang lain yang tidak berdosa dengan BOM maupun teror pasti Neraka akan jawabannya , bukan S O R G A.

Bangga menjadi Hindu ?

§ Apa yang kita banggakan ?

A.Ucapan dan Fakta.

1. Hindu ( secara kwantitas ) adalah agama tertua didunia yang masih dipraktekkan oleh 1 milyard manusia. Paling sedikit satu dari enam manusia diatas bumi ini beragama Hindu, selebihnya agama lain.

2. Hindu ( Kualitas ) adalah agama pertama yang mengajarkan tentang jiwa. Seorang filsuf Inggris : Douglas Duff Ainslie ( 1865-1852 SM) mengatakan bahwa : ketika orang Eropah dan Timur Tengah masih Barbar, orang-2 Hindu di India sudah berpikir tentang Tuhan dan Jiwa. Ini berarti bahwa Agama Hindu adalah agama pertama didunia mengajarkan Tuhan dan jiwa secara jelas , agama yang lain tidak.

3. Mahatma Gandi seorang tokoh di India adalah satu-2nya Tokoh Hindu yang dapat menggoncangkan dunia sendirian dengan : Ahimsa, Swadesi dalam upaya memerdekakan India tanpa bantuan siapapun.

4. Bangunan-bangunan monumental seperti candi Prambanan pada jaman Hindu cukup menggemparkan dunia sampai saat ini menjadikan Indonesia terkenal di semua antero dunia, merupakan kebanggan Hindu tiada duanya

5. Kultur dan budaya masyarakat Bali dengan Hindu sebagai rochnya menyebabkan Bali lebih dikenal dunia dari Indonesia . Kendatipun Bali wilayah kecil dan tidak memiliki hasil bumi yang cukup ternyata dengan kultur Hindunya Bali mampu menggali tambang emas dalam bentuk industri Pariwisata yang tidak pernah berhenti karena Hindu tidak pernah mati. Banyak inspirasi yang diperloleh oleh bangsa manca negara dari kultur Hindu di Bali menyebabkan Bali lebih tersohor dari Indonsianya sendiri.

6. Hindu berbicara tentang jiwa yang menghidupi tubuh , sedangkan agama lain menyatakan manusia pertama dari tanah liat, lalu para dewa dalam agama Yahudi dan Yunanii meniupkan nafas kedalam patung tanah liat tsb, dan mereka tidak bicara tentang jiwa.

7. Agama Hindu adalah ibu agama-agama. Dari agama Hindu lahir agama-agama : Buddha,Jain,Sikh. Sang Budha lahir dari seorang Pangeran Hindu

8. Hindu agama pembebasan; Hindu menyediakan 4 jalan dalam mencapai tujuannya yaitu Karma, Bhakti, Raja dan Janana Yoga/Marga. Mereka bebas memilih sesuai nuraninya tanpa ada rasa terpaksa, takut sehingga manjadi beban psychologis.

9. Hindu agama Universal, tidak mematikan budaya setempat.

10. Hindu tidak membeda-bedakan manusia dalam dikotomi keras mis : orang beriman dan orang kafir. Orang terselamatkan dan orang terkutuk. Hindu menerima seluruh manusia dengan segala keterbatasannya dengan filosofie Tat Twam Asi ( Itu adalah kamu ) dan Vasudaiva Kutumbakan ( semua manusia adalah bersaudara ).

11. Hindu memberikan kebebasannya/bukan paksaan kepada manusia untuk mengikuti disiplin kerochaniannya

12. Hindu bukan agama hukum yang kaku menghadapi perobahan jaman.

13. Hindu bukan agama Dogmatik. tapi agama berdasarkan Darma ( Prinsip kebenaran universal dan kebenaran hukum abadi ) Ajaran-2 pokok Hindu seperti :hukum Karma dan reinkarnasi sangat rasional, jauh lebih rasional dari dogma takdir dan kebangkitan tubuh,manusia berdosa sejak lahir,hanya pemeluk agama tsb masuk sorga dll Demikian kata : Prof Arnold J.Toynbee. Agama-agama dogmatik sangat menekankan kepada iman yang harus percaya begitu saja sekalipun tidak dapat dipahami oleh akal ms : Percayalah atau masuk agama kami maka kalian akan selamat. Atau Kepercayaan setiap manusia telah ditentukan nasibnya oleh Tuhan secara sepihak

14. Agama-2 dogmatik bisa membuat manusia memisahkan antara ibadah dengan perbuatan. Cukup dengan percaya saja atau dengan ibadah saja secara taat mereka sudah selamat masuk sorga. Ibadat dianggap sebagai imbangan dari perbuatan dan dosa-2nya dalam kehidupan nyata dianggap sudah ditebus. Agama Hindu menyatukan keyakinan dengan perbuatan, iman dan amal. Keyakinan dan ibadah harus tercermin dalam tingkah laku sehari-hari.

15. Orang lain ke tempat ibadah meminta sesutu, tetapi Hindu menghaturkan sesuatu untuk dipersembahkan.

16. Orang lain berdoa menengadahkan tangan ke langit, orang Hindu justru mencakupkan tangan dengan kembang menyembah / menghaturkan sembah kepada Hyang Widhi.

17. Orang Hindu ke Pura melaksanakan upacara dengan gembira, orang lain ditakut-takuti dengan segala dosa/neraka jahanam

18. Atman adalah percikan-percikan kecil dari Brahman, sehingga pengertian mati dalam Hindu adalah : lepasnya jiwa dari badan, sedangkan badan kembali ke Panca Maha Butha.

19. Umumnya setiap keluarga di Bali memiliki Pemerajan ( minimal Padmasari ) sebagai benteng terachir pertahanan umat Hindu dari gempuran paham lain yang masih lestari, exis sampai sekarang patut kita banggakan.

B. 3 kerangka Ajaran Hindu yang sistemik :

1).Bangga akan filsafat nya ( tatwa )

2).Bangga akan ajaran Ethikanya ( Susila )

3).Bangga akan Ritualnya ( Upakara )

Ketiga kerangka tersebut diatas merupakan suatu sistem

yang tidak terpisahkan :

  1. Apabila ritual tanpa tatwa maka :

q Terjadi proses pendangkalan dalam penghayatan ajaran agama karena kita senantiasa terbelenggu dengan simbol-2 ritualistik yang maknanya sulit dipahami generasi penerus/intelektual kita dan terkesan tahayul, animistik, primitip, polyteistik seperti yang disampaikan oleh Internasional Institut of Asian Studies di leiden Belanda ( Hasil Peamuhan Agung PHDI di Lampung ).

q Seperti bangunan diatas pasir akan mudah roboh sedikit saja diterpa angin yang berarti mudahnya agama tersebut ditinggalkan umatnya khususnya Generasi muda . Mereka menginginkan agama mampu menjawab segala persoalan hidup, mampu menjawab kebutuhan intelektualnya ,mereka lebih rasional bukan hanya dogma

q Hanya sebagian kecil dapat dipergunakan sebagai therapie Psychologis pada saat umat membutuhkan pencerahan jiwa saat kekalutan membelenggunya.

q Akan lahir orang-2 yang hanya bisa berkerja tetapi tidak mengerti akan makna yang dikerjakan, kurang inovatip dan kreatip

  1. Tatwa tanpa Susila maka akan terjadi :

q Perbuatan diluar norma-2 agama akan banyak terjadi ( Korupsi,perselingkuhan, kejahatan lain

q Pengetahuan agama tinggi, hafal semua ayat-2 suci, tetapi kalau tanpa susila dan sikap hidup baik maka tingkah lakunya atau sepak terjangnya akan lebih hina dari orang-2 yang tidak hafal dengan ayat-2 suci, takabur,tidak bermoral,merasa paling pintar dan benar sendiri

q Tidak bisa menghargai orang lain. Ego sektoral tinggi,merasa paling baik, benar sendiri, toleransi rendah, kesombongan theologis.

3.Susila tanpa Tatwa :

q Tidak punya prinsip akan kebenaran dan keyakinan yang dianut.

q Akan mudah dilecehkan orang lain, tidak mempunyai argumentasi pribadi untuk menjawab segala persoalan hidup dan tidak mampu keluar dari kemelut yang menimpanya.

q Daya juang rendah,lemah ,kurang optimis dalam memperjuangkan keyakinannya,mudah diperdaya orang.

Sehingga 3 kerangka dasar agama Hindu merupakan kerangka dan pola pikir sistemik yang tidak bisa berdiri sendiri antara satu dengan lainnya.

q Panca Srada sebagai : akar kehidupan.

q 3 kerangka dasar sebagai : batang/pohon agama Hindu.

q Achlak dan moral sebagai :kembang kehidupan yang sempuran bagi penganut Hindu.

1.TATWA ( FILSAFATNYA ) :

  • Filsafat merupakan aspek rasional dari agama dan merupakan bagian integral dari agama Hindu.
  • Filsafat merupakan pencarian rasional kedalam sifat kebenaran atau realitas yang memberikan pemecahan yang jelas guna memajukan permasalahan-2 yang halus dalam kehidupan .
  • Filsafat berakar dari keperluan praktis umat manusia yang menginginkan untuk mengetahui tentang masalah-2 transenden ( luar biasa ) ketika ia berada dalam keadaan termenung.
  • Mereka ingin mengetahui tentang rahasia kematian, sifat dari jiwa / atman , rahasia kekekalan, Sang Pencipta / Brahman dan alam ini, hukum karma dll. Untuk itu diperlukan pola pikir rasional umat Hindu untuk menjawab pertanyaaan—pertanyaan filosofis yang muncul dari benak mereka,sehingga agama bukan hanya dogma semata yang dapat menyesatkan tetapi keyakinan akan kebenaran Weda dalam upaya menjawab secara rasional segala persoalan manusia . Adapun keyakinan Hindu tersebut dikenal dengan ajaran :

Panca Srada ( 5 keyakinan/kepercayaan ) :

a.Yakin dengan adanya Hyang Widhi Waca yang telah menciptkan alam ini dengan Yadnya dan menjamin sorga bagi pemeluknya bila mentaati perintah-perintahnya.

Agama Hindu sudah ada sebelum terbentuknya agama- agama lain dan agama Hindu adalah agama pertama yang mengajarkan manusia untuk mengenal,mengajarkan Tuhan/konsep Tuhan dengan jelas. Hindu bukan agama Polytheisme tetapi monotheisme. Dalam Weda dikatakan : Ekam Sat Wipra bahudha wadanti ( Hanya terdapat satu kebenaran yang mutlak, para orang bijaksana menyebutnya berbagai nama. Dalam upanihsad disebutkan : Ekam Ewa Adwityam Brahman ( Hanya ada satu Tuhan tidak ada yang ke dua )

Hindu menjamin sorga dan moksa atau bersatunya atman dengan Brahman bagi pemeluknya. Dengan senantiasa tekun bersujud kepada NYA, maka dosa mu akan terhapuskan dan Sorga terbuka untuk kita.

Tad- buddhayas tad –atmanas

Tan – nisthas tat parayanah

Gacchanty apunar-avrttim

Jnana-nirdhuta-kalmasah. ( Bhag Bab V , 17 )

Artinya :

Mereka yang memikirkanNya , menyerahkannya seluruh jiwa

Kepada-Nya , menjadikan-Nya tujuan utama ,

memuja hanya pada-Nya,

Akan pergi tidak kembali , dan dosa mereka dihapus oleh pengetahuan itu.

Api cet suduracaro

Bhajate mam anayabhak

Sadhur eva mantvyah

Samyag vyavasito hi sah ( Bhag Bab IX,30 )

Artinya :

Bahkan seandainya seorang yang terjahat,

Paling berdosa sekalipun yang memuja AKU

Dengan pengabdian terpusat

Ia harus dipandang ada dijalan yang benar.

Manmana bhava mad bhakto

Madyaji mam namaskuru

Mam evai syasi yuktvai , vam

Atmanam matparayanah ( Bhag IX,34 )

Artinya:

Pusatkan pikiranmu pada KU, berbakti pada AKU,

bersujud pada AKU

Sembahlah AKU dan setelah engkau mengendalikan dirimu,

Dengan AKU jadi tujuanmu tertinggi

Engkau akan tiba pada - KU ( Moksa )

Jadi, Hindu menjamin bukan hanya sorga,tetapi juga Moksa. Sorga dan moksa tidak sama. Sorga adalah persinggahan sementara sedangkan Moksa adalah tujuan akhir agama Hindu.

Banggalah menjadi Hindu !

q Sorga / Svarga V Svar = cahaya, ga = pergi : Perjalanan menuju cahaya. Didalam WEDA dikatakan sorga adalah dunia ketiga yang penuh dengan sinar dan cahaya dimana matahari tidak pernah tenggelam atau suatu tempat dimana cahaya terus bersinar. Sorga adalah dunia abadi dimana tidak ada siang dan malam terdapat tempat dimana masyarakat orang suci yang selama hidupnya tidak pernah melupakan Tuhan, tempat para pahlawan. Sorga adalah persinggahan sementara. Menurut Swami Dayananda Saraswati Sorga adalah pengalaman liburan. Seperti orang ke Hawai atau ke Bali untuk bersenang-senang dan kemudian kembali kerumahnya. Dalam Bhagwadgita disebutkan : Setelah menikmati sorga yang luas,mereka kembali kedunia sesuai ajaran kitab suci. Demi kenikmatan mereka datang dan pergi. Menurut Weda tidak disebutkan di sorga para lelaki dan wanita penghuni sorga disediakan pasangan mereka untuk suatu kenikmatan sensual . Yang harus diingat adalah yang hidup setelah kematian adalah jiwa.. Makanan enak dan sensual adalah kebutuhan badani sedangkan jiwa tidak membutuhkan hal itu. Agama Hindu tidak menjadikan kenikmatan tubuh sebagai tujuan tertinggi. Tidak disebutkan kalau orang masuk Sorga ( bagi yang lelaki ) akan diberikan istri-2 dan dijemput oleh para bidadari yang cantik-2 dan perawan

q Sorga adalah kesenangan sementara sedangkan kebahagiaan yang sejati / tertinggi adalah MOKSA.

q Moksa adalah bersatunya Atman dengan Brahman ( diterangkan pada Bab berikut ).

Dalam Hindu tidak hanya manusia saja yang dapat mencapai Tuhan tetapi juga tersedia buat semua mahluk hidup ( Buku Semua agama tidak sama hal 5 oleh Ngakan made Madrasuta ).karena semua mahluk adalah anak Tuhan, termasuk saudara-2 kita dari agama lain, sehingga Hindu bukanlah agama yang takabur mengklaim agama yang benar sendiri, tetapi hindu mengakui pluralisme agama, mengakui dan menghormati kebenaran masing-2 agama tersebut sesuai dengan kitabnya. Jadi saudara kita tidaklah terbatas pada orang2 Hindu saja tetapi juga orang-2 lain yang berbeda keyakinan.

Banggalah menjadi Hindu !

b.Percaya dg adanya: Atman adalah : percikan-2 kecil dari Brahman yang telah menyebabkan kita hidup dan bersemayam disetiap diri manusia, sehingga semua manusia pada hakekatnya bersaudara ( Vasudaiva Kutumbakam ), saudara tidak hanya terbatas kepada orang-orang yang seiman tetapi semua manusia, baik mereka orang Islam, Kristen, Budha , Kong Huchu dll..

Atman terbebas dari keadaan lahir, mati sakit dll. Yang mati adalah badan/wadag/raga kita dan atman akan kembali keasalnya atau berpindah ke badan wadag yang baru. Mati menurut Hindu adalah ; ketika jiwa telah pergi meninggalkan tubuh. Perpisahan Atman dengan Brahman karena sifat awidya ( Tidak tahu/kegelapan ). Jadi Hindu mengajarkan agar manusia tidak takut dengan yang namanya kematian, karena kematian hanya terjadi pada jasad bukan atman . Jasad akan kembali ke Panca Maha Butha sedangkan Atman akan bersatu dengan Brahman .

Banggalah menjadi Hindu !

c.Hukum Karma Pala,( Percaya dengan hukum Karma Pala ) atau hukum sebab akibat. sesuai dengan kitab Sarasamuscaya 361 yang berbunyi :

Anyaduptam jatamnyadityetannopapadyate,

Upyate bhuvi yadvijam tattadeva prarohati “

Artinya :

Sesuatu yang ditabur dan dibiakkan , Tidak tumbuh lain dari bibit yang ditabur , Itulah hasil yang dikenyam kemudian.

Jadi disini berarti dosa tidak bisa diwakilkan kepada siapapun,tidak dapat diselamatkan orang lain, dosa akan dipikul oleh pelaku yang kelak akan dipertanggung jawabkan.Tetapi dengan Karma Pala orang Hindu punya harapan dan kepastian berbahagia dengan Hukum Karma lewat Inkarnasi untuk merubah nasibnya. berbeda dengan takdir yang tidak bisa dirubah. Apabila anda ditakdirkan untuk menderita UPAYA APAPUN anda lakukan tidak bisa berubah. Dalam Hindu dengan reinkarnasi anda bisa HER kembali memperbaiki pahala dari karma kita agar bisa memperoleh nilai B ( baik , ) bahkan A. Reinkarnasi bukan berarti cyclus seperti bundarnya lingkaran tidak akan pernah berhennti , tetapi seperti bundarnya cyclus spiral, besar dibawah, kecil diatas lalu lepas mencapai Tuhan artinya : melalui reinkarnasi kita bertahap akan mengurangi dan memperbaiki kesalahan-2 kita sampai akhirnya sampai habis dengan senantiasa berbuat kebaikan atau kebenaran sesuai ajaran kitab suci.

Banggalah menjadi Hindu !

Selain inkarnasi upaya apa yang dapat ditempuh dalam mencapai Moksa ? Dengan peleburan dosa yaitu :

Seperti kita ketahui bersama , manusia bukanlah mahluk sempurna atau tidak bisa sempurna dari segala hal dan harus menyadari tidak akan luput dari hukum karma phala, kecuali dengan peleburan dosa yaitu :

a.Dengan berbuat darma, yaitu sesuai ajaran Weda

b.Dengan bantuan orang suci,

c.Dengan menurunkan keturunan yang berbudi suci.

Atau dengan melakukan Dharma dan yoga semadi secara baik dan sempurna yaitu :

q Cila ( Kesusilaan ) atau budi pekerti yang luhur / Jnana ) , tapa brata

q Krrti : Berbuat jasa-2 mulia termasuk dana punia,

Keduanya ini hanya untuk dosa yang ringan saja. Tetapi kalau disertai dengan yoga semadi ( melakukann hubungan dengan Tuhan dg Karma Jnanam, bhakti yoga,mohon ampun dan kesucian ) inilah peleburan dosa yang paling mulia , dapat melebur dosa yang berat dan besar asal pelaksanaanya dengan baik dan sempurna

( Agastya Parwa 389-15 )

Hindu tidak mengajarkan takdir tetapi Karmapala dimana dikatakan apa yang kita perbuat tentu kita akan memetik hasil perbuatan kita ( Sarasamuscaya 361) :

( Sesuatu yang ditabur dan dibiakkan , Tidak tumbuh lain dari bibit yang ditabur , Itulah hasil yang dikenyam kemudian )

Takdir mengatakan bahwa nasib kita telah ditentukan sepihak oleh TUHAN dan apa yang telah ditetapkan Tuhan tidak bisa dirubah manusia. Takdir harus dijalani saja.

d.Reinkarnasi ( Punarbhawa ): Lahir kembali ke dunia.

Kelahiran manusia karena karma masing masing Individu pada kehidupan terdahulu,sehingga kita jumpai perbedaan nasib seseorang , satu dengan yang lainnya

Kelahiran manusia kedunia patut disyukuri karena merupakan kesempatan memperbaiki acubhakarma ( Perbuatan yang tidak baik ) menjadi cubhakarma ( perbuatan yang baik ) atau Nyupat yang jelek menjadi baik. juga dikatakan bahwa : Setelah memakai badan ini dari masa anak-2 hingga dewasa dan tua jiwa pergi kebadan lain. Bagi yang lahir/hidup kematian sudahlah tentu dan bagi yang mati kelahiran kembali adalah pasti. Dan ini tak terelakkan, karenanya engkau tak patut sedih hati ( Bhag II,27 ). Jadi menurut Hindu setelah mati jiwa kita dapat :

q Mencapai Moksa ( Bersatunya Atman dengan Brahman : kebahagiaan abadi )

q Lahir kedunia untuk untuk menyempurnakan karma-2 dari kehidupan sebelumnya dan memperbaiki hidup kita sekarang , menabung untuk kehidupan yang akan datang.sekalipun dalam kelahirannya kembali menemui penderitaan tetapi ia diberi keempatan memperbaiki dirinya,menebus dosa-2nya.

Banggalah menjadi Hindu !

e.Moksa V moksh : membebaskan , melonggarkan,

membiarkan pergi

Tujuan akhir dari agama Hindu adalah moksa (kebebasan) Bebas dari kelahiran , kematian, ikatan karma dan belenggu maya/penderitaan duniawi.

“ Dengan dharana ( menetapkan cipta ),Dhyana ( memusatkan cipta ), Semadi ( mengheningkan cipta ) bebas dari segala ikatan duniawi untuk bersatunya atman dengan Brahman akan tercapai “. (Bhag VII.19 ).

Moksa adalah : persatuan jiwa dengan Tuhan, atman dengan Brahman yang tunggal. Hal ini pasti tercapai hanya tinggal menunggu waktu.

Banggalah menjadi Hindu !

2.ETHIKA .

§ Etika ( Yunani ) V ethos : 1.Ilmu tentang apa yang baik dan buruk serta tentang hak dan kewajiban moral ( akhlak ), 2. Kumpulan asas atau nilai berkenan dengan akhlak 3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan masyarakat ( Kams Bhs Indo Dikbud ),

§ Prinsip dasar dari susila Hindu ( Ethika ) adalah :

Ada satu Atman yang meresapi segalanya. Sudah disebutkan didepan bahwa Atman adalah percikan-2 kecil dari Brahman ( Tat Twam Asi ). Bila kamu merugikan orang lain berarti kamu merugikan dirimu sendiri,karena segala alam ini adalah dirimu sendiri. Inilah yang mendasari kode ethik Hindu.

Hindu dalam mencapai tujuannya tidak dengan kekerasan seperti membunuh atau bom bunuh diri dll kepada orang-2 yang tidak berdosa tetapi dengan kasih sayang ( Ahimsa ) contoh Mahatma Gandi di India. Hindu senantiasa menjaga hubungan yang harmonis kepada SEMUA insan ciptaan Tuhan bukan hanya kepada umat Hindu saja, berlandaskan ajaran Tri Kaya Parisuda ( Manacika,Wacika dan Kayika ) serta senantiasa menjaga hubungan baik dengan Tuhan , Manusia dan Lingkungan ( Tri Hita Karana ), sehingga tumbuh rasa toleransi yang tinggi, kendatipun dengan toleransi ini terkadang Hindu terjerumus kedalam hal-hal yang kurang menguntungkan dalam upaya pengembangan Hindu. Tetapi JUSTRU dengan itu Hindu tetap exis dan merupakan salah satu agama yang lembut, jauh dari unsur-unsur kekerasan, bom bunuh diri yang senantiasa memicu kekacauan dunia.

Kita patut berbangga dengan filosofi Tri Hita Karana karena tidak kita jumpai di ajaran lain kecuali Hindu.

Banggalah menjadi Hindu !

2. RITUAL :

  • Ritual Hindu melatih kita agar senantiasa mempunyai kepedulian, keichlasan berkorban, pandai berbagi , korban suci kepada Ida Sang Hyang Widhi Waca, Resi ( Pemuka Agama ), Leluhur, antar manusia dan alam / lingkungan dimana kita berada . Dengan ritual inilah Bali makmur dapat meraup dolar dari kunjungan touris manca negara. Mis : Ritual Ngaben, Karya Eka Dasa Rudra dll. Dengan odalan dan Ngaben kita jumpai ekonomi yang dinamis, karena sarana yang diperlukan mampu menggerakkan kegiatan segala sector mis ; Kebutuhan akan janur, buah-buahan , bunga dll
  • Dengan ritual manusia terlihat berbeda dengan mahluk Tuhan yang lain. Ritual berarti manusia adalah mahluk berbudaya, beretika, dan memiliki tatacara keagamaan sesuai kitab suci Weda , dan sangat berbeda dengan binatang :

§ Kepada Ida Sang Hyang Widhi : ( Dewa Yadnya ) : Dengan Tri Sandhya diharapkan bermanfaaat akan memiliki Brahma Teja ( kecemerlangan spiritual ) di wajahnya. Jiwanya diiperbaharui, disucikan setiap 6 jam sekali ,melaksanakan Pranayama sehingga terciptanya ketenangan dan keheningan jiwa dan beban psychologis berkurang.

§ Resi /Brahma Yadnya : Dari Resi kita memperoleh pengetahuan suci sehingga diperlukan korban suci kepada Resi-2 atas jasa-jasanya kepada kita.

§ Pitra Yadnya : Kita ada karena orang tua kita ada, orang tua kita ada karena kakek nenek ada, Kakek nenek ada karena leluhur kita ada, sehingga keberadaan kita tidak terlepas dari Pitra/roh leluhur kita sehingga wajib hukumnya kalau kita berterima kasih kepada beliau -2 yang mendahului kita. Hal ini merupakan implementasi penghargaan kepada jasa-2 pendahulu kita.

§ Manusa Yadnya : Memberikan bantuan atau berbagi kebahagiaan kepada orang-2 yang membutuhkan mis; orang miskin,pengemis dll.

Disamping itu juga dilaksanakan pembersihan dan pendidikan jiwa manusia dari dalam kandungan , lahir, dewasa, kawin sampai dipanggil Yang Maha Kuasa.

§ Butha Yadnya : Salah satu Implementasi ajaran Tri Hita Karana , menjaga keharmonisan dengan alam lingkungan disekitar kita yang telah membantu mencukupi kebutuhan , kenyamanan, kebahagiaan manusia sehingga kita hidup dengan tentram damai tidak kurang suatu apa.

§ Untuk Semua itu maka umat Hindu melaksanakan ritus - ritus yang merupakan kewajiban kita sesuai ajaran kitab suci.

§ Ritus-ritus tersebut seyogyanga tetap kita pelihara sesuai desa, Kala, Patra secara sederhana, tetapi bermakna. Kita patut berbangga dengan saudara-saudara kita di Jawa,Batak,Kalimnatan,Toraja,Bali dll tetap mampu mempertahankan kultur yang berasal dari nenek moyangnya dengan ritus masing-masing.

Agar tercipta dan tumbuhnya kebanggaan akan Hindu perlu pemahaman ajaran Hindu sehingga menghindukan orang Hindu merupakan suatu langkah yang tidak bisa diabaikan dan perlu segera dilaksanakan.

Kepustakaan :

1. Ravi Vrakash K.L Josih, Reg Veda Samhita Paramita Surabaya 2005.

2. G.Puja,Tjok Rai Sudharta MA,Weda Smrthi ,Hanuman Sakti Jakarta 1996.

3. G.Puja MA,SH Bhagwadgita, Paramita Surabaya 2003.

4. I.Nyoman Kajeng dkk,Sarasamuccaya Paramita Surabaya 2003.

5. I.B.Oka Punyatmaja,Drs,Panca Cradha Pustaka Mitra Jaya Jakarta 2003

6. Sukarlan,Sunarto drs, Kamus Bahasa Indonesia Mekar Surabaya 1990.

7. Sri Swami Sivananda, Intisari ajaran Hindu,Paramita Surabaya 2003.

8. Ngakan Made Madrasuta, Hindu akan ada selamanya,Media Hindu 2005.

9. Ngakan Made Madrasuta,, Semua agama tidak sama, Media Hindu, 2006.

10. Ngakan Made Madrasuta, Saya bergama Hindu,Binroh PT Indosat Jakarta, 2004.

Bangga menjadi Hindu

Yayasan Karma - Dupa

Jl.Juwana – Pati no 2 , Phone : 471481

Juwana


OM SUWASTYASTU

OM suwastyastu OM suwastyastu

Ucapkan salam panganjali

Cakupkan hati

Terbanglah tinggi membuang risau jiwa ini

Biarkan diri serendah bumi

Bersila sepi dan sendiri

Cakupkan tangan bukalah hati

Ucapkan panganjali

Reff :

Biar biarlah sepi hati

Daki dakilah padma hati

Sampai dipuncak yang tinggi.

Uji ujilah lagi.

Biarkan diri serendah bumi

Bersila sepi dan sendiri

Cakupkan tangan bukalah hati

Ucapkan panganjali ini.

Reff :

Biarkan diri serendah bumi

Ucapkan panganjali ini.

HYMNE TAT TWAM ASI

Swadarma manusa

Patut ngemargiang dharma

Ngemanutin agama sane utama

Mengulati kerahajengan

Ring sekala lan niskala

Sida kemargiang dumogi…..Sida

Manah wacana laksana

Tan keni gegodan kala

Anggen menyama beraya ring sekala

Ngiring sareng sami

Medasar antuk manah suci

Dumogi suweca Sang Hyang Widhi

Dumogi…. Suweca

Reff :

Eling ring Tat Twam Asi

Manah sida masikian

Eling ring Tat Twam Asi

Ngulati kerahajengan

Remember Tat Twam Asi

You and me belong to one

Remember Tat Twam Asi

Foundation to harmony

ETHIKA

Mata gurutara bhumeh khat tathoccatarah pita,manah sighrataram vayoscinta bahutara trnat

( Sarasamuscaya 240 )

Artinya :

Tidak dapat disangkal beratnya kewajiban ibu

jauh melebihi beratnya bumi,

Terlebih tinggi kemuliaan bapak dari pada tingginya langit,

Terlebih cepat larinya pikiran dari pada cepatnya angin,

Terlebih banyak adanya angan-angan dari pada banyaknya rumput

Yayasan keluarga besar masyarakat Hindu Pati

Jl Juwana – Pati NO 2 , Phone ( 0295 ) 471480

JUWANA - PATI

ETHIKA

( SALAH SATU BAGIAN KEBANGGAAN HINDU )

Salah satu tujuan Pasraman ini adalah untuk meningkatkan kualitas kepribadian / budi pekerti generasi muda Hindu dalam upaya menghadapi tantangan mereka kedepan agar dalam era globalisasi generasi muda tidak kehilangan jati diri untuk berinteraksi dengan lingkungan dimana mereka berada dengan berlandaskan moralitas HINDU bukan yang lain.

Ethika V = ethos dalam bentuk tunggal ( Yunani kuno ) mempunyai banyak arti a.l : tempat tingal biasa,kebiasaan, adat, achlak , sikap, cara berpikir dll.

Dalam bentuk jamak ( ta. Etha ) artinya : adat kebiasaan. Yang berkembang artinya menjadi ethika , yang oleh filosuf Yunanii Aristoteles ( 382 – 322 SM ) dipakai untuk menunjukkan filsafat moral.

Moralitas yang dimaksudkan adalah Berkaitan dengan hubungan kita dengan orang lain mulai dari lingkungan terkecil ( keluarga ) ,lingkungan dan wilayah yang lebih luas. karena sebagai mahluk sosial dalam memenuhi kebutuhan hidupnya ( Jasmani maupun rohani ) tidak bisa terlepas dengan orang lain. Bahkan seorang ahli ( Bouman ) mengatakan bahwa : manusia baru disebut manusia bila bersama dengan orang lain. Dalam upaya menjaga keseimbangan hubungan, kita dengan orang lain dibutuhkan tata cara, ethika agar senantiasa terjadi keharmonisan, kebahagiaan sesuai Tri Hita Karana dan Tat Tawa Asi berlandaskan Tri Kaya Parisuda. Dan karena ini pelaksanaan Pasraman maka pembicaraan ethika disini hanya terbatas pada hubungan orang tua dan anak-2 agar menjadi SUPUTRA ( V Su = baik,Putra V Putra = anak ).

Dalam Reg Veda ayat X.191.4 dikatakan sbb :

Samani va akutih

Samana hrdayani vah

Samanam astu vo manao

Yatha va susahati.

Samalah hendaknya tujuannmu,

Samalah hendaknya hatimu

Samalah hendaknya pikiranmu

Dengan demikian ,semoga semua hidup bahagia bersama-2

Disini terlihat bagaimana kitab suci Veda mengharapkan kebersamaan agar terwujud kehidupan harmonis & bahagia . Untuk tercapainya harapan tersebut maka perlu komunikasi yang etis, santun sehingga hubungan baik senantiasa terpelihara dengan tidak merasa merugikan salah satu pihak. Kesalah pahaman sering terjadi apabila dalam menyampaikan sesuatu sering terjadi persepsi yan keliru. Oleh karena itu sebelum terjadi komunikasi agar kita tidak terjerumus kepada hal-hal yang merugikan kita perlu waspada dan berhati hati terhadap hal-hal sbb :

1. Tujuan baik, tetapi cara mencapainya tidak baik mis : Orang yang ingin anaknya diterima menjadi murid disebuah sekolah tetapi dengan cara menyogok jelas tidak benar.

2. Tujuan tidak baik, namun cara mencapainya baik. Mis; banyak orang tampaknya ramah, tetapi kita tidak tahu menipu kita.

3. Tujuannya tidak baik , cara mencapinya juga tidak baik. Mis : Perampok, penjahat dan kekerasan lainnya.

4. Tujuannya baik, cara mencapainyapun baik juga. Mis : Mau lulus ujian ? Syaratnya ialah harus rajin belajar bukan dengan nyogok atau nyontek dll.

Tentunya sebagai orang bermoral kita berharap dengan cara yang ideal dan benar yaitu dengan poin ke 4 ( empat )

Untuk tercapainya hal tersebut pada poin ke 4 maka diperlukan landasan moral sesuai kitab suci WEDA yang disebut Tri Kaya Parisuda ( Tiga anggota badan yang telah disucikan ) yaitu :

  1. Manacika : Berpikir yang baik dan benar
  2. Wacika : Berkata yang baik dan benar
  3. Kayika : Berbuat yang baik dan benar.

Tasmad vakkayacittaistu nacareda subham narah,

Subhasubham hyacarati tasya tasyanute phalam.

( S.S.156 )

artinya :

Oleh karenanya, inilah harus diusahakan orang, jangan dibiarkan kata-kata ( wacika ) , laksana ( Kayika ) , dan pikiran ( Manacika ) melakukan perbuatan buruk, karena orang yang melakukan sesuatu yang baik, kebaikanlah diperolehnya, jika kejahatan merupakan perbuatannya , celaka yang ditemukan olehnya.

Sebelum kita melaksanakan Tri Kaya Parisuda perlu kita pahami bagaimana ethika dan kewajiban seorang anak kepada orang tua sbb :

  1. Menghormati dan membahagiakan orang tua

Pita mata ca rajendra tusyato yasya dehinah ,

Iha pretya ca tasyatha kirtirbhavati sasvati ( S.S 241 )

Artinya :

Orang yang hormat dan setia kepada orang tuanya

sehingga mereka amat senang hati olehnya

Kemasyuran dan keselamatan pahalanya

Pada kehidupan dikemudian hari

§ Tapaccaucawata nityam dharmastyaratena ca,

Matapitro raharahan pujanam karyamanjasa,

( S.S 239 )

Artinya :

Orang yang menghormat kepada ibu bapaknya setiap harinya, namanya teguh melakukan tapa dan senantiasa menyucikan dirinya,tetap teguh berpegang kepada yang disebut dharma.

  1. Memberi pertolongan dan menjadi tempat berlindung bgi yang membutuhkan pertolongan khususnya orang tua

Durbalartham balam yasya tyagartham ca parigrabah

Pakaccaivapacitartham pitarastena putrinah. ( S.S.228 )

artinya :

Yang dianggap anak adalah orang yang menjadi pelindung bagi orang yang memerlukan pertolongan, Serta menolong kaum kerabat yang tertimpa kesengsaraan, mensedekahkan hasil usahanya, memasak dan menyediakan makanan orang-2 miskin.

Demikian putra sejati namanya.

3.Bisa menjaga nama baik keluarga, budi pekerti yang luhur.

Abhivadayeta vrddhamasanam casya darsayet,

Krtajnalirupasita gacchantam prstatonviyat ( S.S.248 )

Artinya :

Oleh karena itu prilaku terhadap orang tua, hendaknya memberi salam selamat, menyapanya dan menyembah dengan sopan santun, mempersilahkan duduk , duduk bersila dihadapannya, pada waktu berangkat hendaklah mengantarkannya.

  1. Menyelamatkan arwah leluhur dari neraka.

Kurya daharahah craddam annnadyeno dakena wa,

Payo mula phalairwapi pitrbhyah pritimawaham

( Wd.Smrthi III.82 )

Artinya :

Upacara pitra yadnya yang harus kamu lakukan ( setelah berkeluarga ) .Hendaknya setiap harinya melakukan cradda dengan mempersembahkan nasi atau dengan air atau susu dengan ubi-2an dan buah-2an dan dengan demikian menyenangkan para leluhur.

4.Taat dan patuh akan nasehat orang tua dan senantiasa mohon nasehat dan persetujuan orang tua.

§ Tayonityam priyam kuryad acaryasya ca sarwada

teswewa trisu tustesu tapah sarwam samapyate

artinya

Seorang anak harus selalu melakukan apa yang disetujui oleh kedua orang tua dan apa yang menyenangkan gurunya

Kalau ketiga orang tua itu senang

ia mendapatkan segala pahala dari tapa bratanya.

( Veda smrthi II,228 )

§ Imam lokam matrbhaktya

pitrbhaktya tu madhymam,

gurucicrusaya twewam

brahmalokam samacnute

artinya :

Dengan menghormati ibunya ia mencapai

Kebabahagiaan di bumi ini

Dengan menghormati ayahnya ia menikmati dunia tengah ,

Tetapi dengan ketaatan terhadap gurunya

ia mencapai alam Brahma ( Veda smrthi II,233 )

Didalam setiap diri manusia terdapat kecendrungan sifat-2 manusia mangarah kepada kebaikan / sifat kedewatan ( Daivi sampad ) dan sifat keraksasaan ( asuri sampad ). Agar kita tidak terjerumus ke Asuri sampad perlu landasan Tri Kaya Parisuda yaitu :

1.Kayika : berbuat yang baik dan benar mis: Tidak membunuh,mencuri, berbuat zina dan perbuatan tercela lainnya sesuai kitab suci Weda.

2.Wacika : Berkata yang baik dan benar mis : perkataan jahat,Kasar, fitnah dan perkataan bohong.

3. manacika : Pikiran yang baik dan benar mis ; Tidak iri milik orang lain,Percaya Karmapala dll.

Agar terciptanya ke 3 hal tersebut diatas perlu uapaya-2 pengendalian diri ( Yoga ) untuk menjernihkan pikiran serta membebaskan diri dari belenggu suka duka duniawi . tahap demi tahap ( Sri Swami Chidananda ) yang terdiri dari 8 tahap :

  1. Yama = Pengendalian tahap pertama.
  2. Nyama : Pengendalian diri lebih lanjut.
  3. Asana : Sikap duduk sempurna.
  4. Pranayama : Pengendalian nafas ( Prana )
  5. Pratyahara : Penarikan pikiran dari obyeknya.
  6. Dharana : Pemusatan pikiran.
  7. Dhyana : Meditasi
  8. Samadi : Luluhnya pikiran dengan atma.

Dari ke delapan poin tersebut, Pranayama yang paling sering kita laksanakan lewat Tri Sandhya yang teridiri dari :

§ Puraka : Memasukkan nafas

§ Kumbaka : Menahan nafas.

§ Recaka : Mengeluarkan nafas.

Prana adalah tenaga hidup. Prana bukanlah kesadaran atau roch, namun ia hanyalah suatu bentuk tenaga dipakai oleh sang jiwa dalam hubungannya dengan sang badan wadag dan badan astral. Prana berada pada semua unsur namun ia bukan unsur . Ia hanyalah tenaga yang menghidupkan unsur itu Prana terdapat di udara, makanan, di mana-2. Sekujur tubuh kita diatur dan dikendalikan oleh Prana. Didalam badan prana merupakan bagian dari nafas alam semesta. Dengan mengendalikan jalan nafas , maka kita dapat mengendalikan dan mendiamkan dengan tenang gerak pikiran kita. Dengan terkendalikannya pikiran, terkendali pula prana itu dalam badan. Setiap bagian badan dapat diisi prana dan bila kita dapat melakukannya maka seluruh bagian badan akan dapat dikendalikan mis : Pikiran, perkataan dan perbuatan, sehingga diharapkan akan menciptakan manusia Hindu yg terkendali semua Indra-2 nya/Kama.

GALUNGAN DAN AWAL TERJADINYA KEHIDUPAN

Ketahuilah, mula pertama alam semesta ini gelap, tidak diketahui tanpa ciri-2nya , demikian pula tak terpikirkan oleh daya akal ,tidak diketahui sebagai halnya orang yang tidur lelap.

( Wd Smrthi I,5 )

Kemudian dengan kekuatan tapanya , Ia Yang Maha Ada menciptakan ini, Maha Butha ( unsur alam semesta ) dan lainnya, nyata terlihat melenyapkan kegelapan ( Wd Smrthi I,6 )

Ia yang menciptakan berbagai ciptaan, menjadikan dirinya sendiri, diciptakannya mahluk-2 hidup yang beraneka ragam, mulai dengan memikirkannya, diciptakannya air dan meletakkan benih didalamnya. ( Wd Smrthi I,8 )

Selanjutnya menurut Peranda Ida Made Gunung mula pertama setelah Hyang Widhi bertapa maka timbul panas/asap terus berputar jadilah air, berputar terus jadilah balok-2 es, berputr terus jadilah bumi. Setelah jadi bumi awal pertama diciptakan tumbuh-2 an ( bayu ) ditugasi untuk mencengkram bumi agar tidak longsor, berkembang terus tidak teratur dan liar maka diciptakan hewan( bayu , sabda ) untuk memakan tumbuh-2an liar selanjutnya manusia ( Bayu, sabda.,idep ) agar dunia dapat diatur. Kehadiran manusia selalu disertai dengan Sang Kalarau ( Acubhakarma ) dan Sang Hyang Ketu ( Cubhakarma ). Dan Sang Suratma.Setiap prilaku menyimpang senantiasa dicatat Sang Suratma yang akan menentukan Sorga dan Neraka bagi seseorang. Apabila seseorang dapat mengikuti nasehat sang Ketu dan dapat mengalahkan Sang Kala Rau maka berarti Dharma mampu mengalahkan Adharma pada setiap diri masing-2. yang disebut Galungan.

Kronologis perayaan Galungan dan Kuningan

Galungan adalah : hari / peringatan untuk merayakan menangnya Dharma melawan Adharma. Hal ini berarti telah terjadi pertarungan. Kapan bertarungnya ?, dimana, apa senjatanya, Siapa yang bertarung ? dsb. Untuk memahaminya perlu diketahui dulu bagaimana kronologis perayan Galungan dan kapan mulai implementasinya ?

1. Dimulai 25 hari sebelum Galungan yang disebut : Tumpek Wariga adalah merupakan :

§ Hari kasih sayang terhadap tumbuh-2an agar berbuah lebat dengan menghaturkan persembahan dan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

§ Memelihara alam /lingkungan, karena manusia belajar dan dipelihara oleh alam sehingga wajib dilindungi.

Mantram : kaki-2 25 hari lagi Galungan, berbuah, berdaun, berbunga Ngeed 3 x.

2.Sugihan Jawa ( Luar ) V sugi = bersih, ( kamis Wage Sungsang ) : Penyucian bhuwana agung ) atau 6 hari sebelum Galungan.

§ Penyucian sekala : pembersihan tempat ibadah, tempat leluhur,tempat tinggal, tempat suci lainnya.

§ Makna filosofi : Tidak boleh melupakan atau bhakti pada leluhur, melestarikan nama baik leluhur ( besik kuburan/jawa ). Bukan malah mencoreng nama baik leluhur seperti menjual warisan dll.

3. Sugihan Bali ( dalam diri sendiri ) , jumat kliwon sungsang yaitu sehari setalah sugihan jawa.

  • Penyucian terhadap diri sendiri dg tirta pengentasan, sembahyang sendiri/bersama keluarga, melaksanakan Tri Kaya Parisuda.
  • Pembersihan diri dari pengaruh-2 :

Awidya : kegelapan dimana kita senantiasa mendewakan duniawi semata.

A-Semita : Ingin diatas segala-galanya. Dari yang lain.

Raga : Egosi ( mementuingkan diri sendiri )

Dwesa ( Tamisra ) : Bibit sakit hati.

Bihiwesa (Anda Tamisra ) : Bibit kesedihan.

4.Penyekeban ( Minggu pahing dungulan ) V Nyekeb : mematangkan / pengendalian diri.

Secara lahiriah : mematangkan / nyekeb buah-2an untuk persiapan Galungan.

Makna filosofis :

  • Pengekangan/ pengendalian diri / mematangkan diri dengan meningkatkan pelaksanakan Tri Kaya Parisuda darii godaan-2 Sadripu dan Sapta Timira dan Sang Kala Tiga :

Buta Amangkurat = Sifat- 2 seperti raja ( Ngeraja )

Buta Galungan V Galung = menang, Sifat menang-2an

Buta Dungulan = Selalu ingi dipuji.

  • Melaksanakan tapa brata, yoga semadi.

5.Penyajaan ( Pengejukan ) : Senen pon dungulan, 2 hari sebelum galungan. V Nyajang : Berani/siap tempur.

Secara lahiriah : Kita membuat jajan dan menangkap binatang sembelihan untuk besuk paginya.

Makna filosofis : Berani lahiriah batiniah untuk menegakkan kebenaran dan berbuat kebaikan.

6.Penampahan Galungan , selasa wage dungulan, sehari sebelum Galungan V nampah = menyembelih binatang untuk persiapan upacara pada hari raya Galungan.

Makna filosofis :

  • Diharapkan sudah mampu membunuh sifat-2 kebinatangan , keserakahan yang terdapat dalam diri kita masing-2
  • Dengan demikian berarti bhuwana agung dan bhuwana alit sudah kembali harmonis karena sudah mampu menghilagkan sifat negatip dalam diri kita masing-2

7.Hari Raya Galungan , Rabu Kliwon Dungulan.

  • Perayaan kemenangan Dharma melawan Adharma.

8.Umanis Galungan. : Kamis ,umanis Dungulan ( Sehari setelah Galungan. ) Menikmati waranugraha Hyang Widhi.

9.Pahing Galungan ; Jumat Pahing Dungulan .

masih dalam kewaspadaan menjaga kesucian bathin

10.Hari Raya Kuningan : Sabtu Kliwon,Kuningan , 10 hari setelah Galungan )

  • Hari turunnya dewa dewi,pitara, roch leluhur ( Pk 12 siang ) sesuai dengan sugihn jawa.
  • Sembahyang bersama, berdoa, bersyukur kepada Hyang Widhi serta leluhur yang telah menuntun kita atas kemenangan yang kita peroleh dg sebutan : Nyapuhang malaning idep = menyelesaikan/menyempurnakan malaning idep ( kekurangan/kealpaan pikiran ) dengan cara konsentrasi,meditasi, demi kesejahteraan umat.

11. Pegat Wakan ; Rabu Kliwon Pahang , 42 hari terhitung dari Sugihan Jawa ( Buncal Balung, hari-2 pantangan melaksanakan yadnya ).

Makna filosofinya : Mengachiri tapa brata sebagai pengendalian diri, yang selanjutnya diamalkan dalam kehidupan se-hari-2. Sebagai pewaris dan pemuja leluhur diharapkan kita mampu dan mengingat jasa leluhur, kebaikan leluhur kita sebagai tanda bakti sesui pitra yadnya..

Pada setiap Galungan biasanya kita masang PENJOR dengan makna sbb :

  1. Ada buah-2an , daun-2an : Ucapan syukur kepada Hyang widhi atas anugrahnya kita diberi kesejahteraan hasil alam yang berlimpah.
  2. Penjor menjulang tinggi, selanjutnya pada puncaknya lengkung kebawah : Sindiran buat manusia, apabila engkau telah meningkat kesejahteraan hidupmu maka jangan lupa menengok kebawah kepada orang tidak mampu. Atau kalau engkau sudah menjadi orang pintar/pemimpin jangan lupa mengbdikan ilmumu kepada rakyatmu dan memikirkan nasib bawahanmu.

Kesimpulan :

§ Pertarungan Dharma melawan Adharma ada dalam dirimu sendiri.

§ Rayakan lah Galungan setiap hari tanpa menunggu 6 bulan sekali.

§ Apa tujuan kita lahir :

a.) Mensyukuri apa yang diberikan oleh Ida Hyang Widhi, wajah jelak, miskin sekalipun, Tuhan tidak akan pernah salah tetapi kita harus tetap bersyukur dilahirkan sebagai manusia, karena masih mempunyai kesempatan memperbaiki pahala dari Karma Kita. Bagaimana kalau kita sebagai tumbuh-2an hanya mempunyai bayu, binatang hanya mempunyai sabda ? Kita sudah berada 1 tingkat dibawah dewa , yang mana kalau kita selalu berbuat Dharma kita pun akan mencapai tingkatan mahluk yang tertinggi ( Dewai sampad bukan Asuri Sampad )

b.) Nyupat ( memperbaiki/merubah ) Acubhakarma menjadi Cubhakarma atau Asuri Sampat menjadi Dewai Sampad

§ Diharapkan terjadi perubahan prilaku sejak bangun tidur sampai tidur lagi, di malam hari.

Mis :

- dari kikir menjadi dermawan.

- Dari tidak sembahyang menjadi sembahyang.

- Dari Tidak pernah peduli sama saudara /teman yang nasibnya kurang beruntung menjadi simpati.

§ Jadilah umat Hindu yang mempunyai prinsip :

Kaya bermanfaat melarat bermartabat.

OM CANTI CANTI CANTI OM